Musim Natal telah tiba di mana banyak orang berpesta dan minuman berlimpah. Jauh dari nilai-nilai agama, saat ini telah menjadi waktu dimana orang menikmati hal-hal buruk yang ditawarkan hidup dengan minuman dan kenyamanan dan mengikuti kegiatan mereka masing-masing untuk mencari kesenangan. Kenikmatan adalah kunci untuk suasana meriah dan tempat kerja, sekolah, jalan-jalan dan pusat kota dipenuhi dengan pesan-pesan kegembiraan.
Namun selama masa ini saat orang mencari kesenangan, banyak dari orang tua mereka, kerabat dan tetangga mereka yang mendekam di rumah mereka sendiri tanpa ada pendamping atau teman yang memberikan kenyamanan dengan kata-kata. Hidup mereka menderita karena mereka kesepian dan hidup dalam kesunyian.
Merasa kesepian di Barat
Suatu penelitian oleh Age UK menyatakan bahwa hampir seperempat kaum manula tidak mengharapkan Natal karena mereka merasa kesepian dan ketakutan bahwa hal itu akan membawa kembali kenangan buruk.
Tahun ini, 23% dari mereka yang berusia di atas 65 tahun – yang sama dengan 2,5 juta orang di Inggris – menyatakan bahwa musim perayaan Natal ini tidak membuat mereka bahagia.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa hampir 400.000 pensiunan takut mereka akan kesepian saat Natal, sedangkan 650.000 orang khawatir musim perayaan ini “akan membawa kembali banyak kenangan dari orang-orang yang telah meninggal”.
Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa efek dari kesepian naik selama musim dingin dimana 2,1 juta orang khawatir tidak mampu pergi ke luar karena hari yang lebih pendek, gelap dan kondisi cuaca yang buruk.
Dalam penelitian lain oleh Independen Age dan International Longevity Centre-UK (ILC-UK), diperkirakan bahwa pada tahun 2030 jumlah manula yang hidup sendiri diperkirakan akan meningkat menjadi dua pertiga.
Menurut penelitian, lebih dari 1,2 juta pria di atas 50 tahun di Inggris mengatakan mereka merasa diasingkan. Kaum pria lebih merasakan kesepian dibandingkan kaum wanita ketika usia mereka bertambah karena mereka memiliki lebih sedikit kontak dengan anak-anak, keluarga dan teman-teman daripada wanita, menurut para akademisi.
Hampir seperempat kaum pria manula yang tinggal sendiri memiliki kontak dengan anak-anak mereka kurang dari sebulan sekali, dibandingkan dengan 15 persen daripada wanita manula.
Ini adalah statistik yang memilukan yang menggambarkan masalah masyarakat yang individualistis, kurangnya nilai-nilai keluarga dan kurangnya perhatian masyarakat. Inisiatif yang telah diusulkan oleh publik dan para sukarelaanadalah dengan menggunakan teknologi untuk membantu para manula agar dapat mengisi kekosongan hidup. Ini dilakukan dengan cara para relawan atau para anggota yang dibayar itu bercaka-cakap dengan mereka selama Natal, dan bukan dengan anggota keluarga mereka. Termasuk juga percakapan telepon atau kunjungan kepada mereka oleh para relawan beberapa saat selama masa Natal. Ada banyak saluran telepon khusus yang telah dibentuk untuk melayani kaum manula ketika merasa begitu sakit karena tidak ada orang disekitarnya.
Kaum manula dalam masyarakat telah ditolak sehingga teknologi telah menjadi pengganti untuk interaksi manusia dan dimana keluarga hanya tinggal kenangan.
Islam menghormati orang tua dan tidak mengabaikan mereka
Anas bin Malik (ra) berkata bahwa Nabi Saw bersabda, “Jika seorang pemuda menghormati orang tua karena usianya, Allah akan menunjuk seseorang untuk menghormatinya di usia tuanya.” (At-Tirmidzi)
Dalam hadis lain, Nabi SAW mencela orang-orang yang tidak menunjukkan belas kasihan kepada orang tua dan menganggap mereka bukan Muslim:
“Bukanlah salah seorang dari kami orang yang tidak menunjukkan belas kasihan kepada orang-orang muda dan menghormati orang-orang tua kami.” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)
Dalam cara hidup Islam, orang tua dihormati bahkan ketika memulai percakapan. Pernah suatu kali, Huwayyisah dan Muhayyisah, anak-anak Mas`ud bin Ka`b, dan Abdur-Rahman bin Sahl datang kepada Nabi SAW untuk membahas masalah tertentu dengannya. `Abdur-Rahman, yang merupakan anak yang paling bungsu diantara mereka, mulai berbicara. Lalu, Nabi SAW bersabda, “Biarkan yang paling tua (di antara kamu) yang pertama berbicara ” (HR Bukhari).
Nabi SAW menasehati dan mendorong dengan kuat para pemuda dan untuk benar-benar menghormati para orang tua karena usia mereka. Kisah dalam hadis ini mengirimkan pesan yang kuat kepada masyarakat Muslim bahwa Islam telah menempatkan orang-orang-tua – terlepas dari keyakinan dan latar belakang mereka -dalam posisi yang tinggi, bukan dalam posisi rendah yang mereka alami di masyarakat Barat.
Adalah menyedihkan di dunia dimana kita hidup di saat para orang tua di barat diabaikan oleh kawan-kawan dan kerabat mereka. Alih-alih memberikan pesan dukungan yang mengikat secara emosi, mendorong hubungan yang kuat dengan para orang tua dan kaum kerabat, menghormati para orang tua dan mendukung orang-orang yang kurang beruntung, media komersial malah mengeluarkan pesan yang menunjukkan sifat egois, materialistis dan individualistis.
Saat pesta Natal berlangsung, hadiah-hadiah dibuka dan orang-orang bersenang-senang sendiri- ada jutaan orang tua di dunia barat yang tidak memiliki teman dan terdapat dinding dimana mereka terjebak diantara dinding itu.
Hanya cara hidup Islam yang mampu menciptakan masyarakat yang memberikan kebahagiaan bagi semua orang tanpa memandang usia, ras dan latar belakang.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” (QS An-Nahl 16:44)
(hizb.org.uk, 23/12/2014)
from Hizbut Tahrir Indonesia http://feedproxy.google.com/~r/hizbindonesia/~3/mQVg8fRtDVs/
via IFTTT
0 komentar:
Posting Komentar